Jumat, 16 Desember 2011

Pemanfaatan Inderaja dan SIG

Pemanfaatan
Penginderaan Jarak Jauh dan SIG untuk Perikanan Budidaya

Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah , banyak orang yang sudah mengetahui akan hal itu. Sumber Daya Perikanan salah satunya. Memang sumber daya  perikanan Indonesia sangat besar baik itu perikanan tangkap ataupun perikanan budidaya. Dengan memiliki garis pantai terbesar kedua setelah Kanada, Indonesia memiliki berbagai jenis ekosistem perairan pantai yang ada didalamnya dan itu semua adalah potensi yang sangat besar untuk perikanan budidaya Indonesia...
Perikanan budidaya Indonesia sampai saat ini menempati peringkat empat sebagai penghasil produk perikanan budidaya terbesar didunia dengan total produksi mencapai 1,045 juta ton. Melihat berbagai kelimpahan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sebenarnya total produksi tersebut dapat ditingkatkan lagi, bahkan melihat sumber daya yang ada Indonesia dapat menjadi penghasil terbesar produk perikanan budidaya.
Peningkatan produk perikanan  budidaya  dapat dilakukan jika pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilakukan dengan benar. Perikanan budidaya di Indonesia sampai saat ini masih terbelit oleh masalah-masalah lama seperti manajemen pemberian pakan yang kurang baik sehingga menyebabkan lingkungan budidaya menjadi tercemar. Dengan penurunan kualitas lingkungan budidaya menyebabkan kultivan yang dibudidayakan baik kualitas dan kuantitasnya menurun. Belum lagi penggunaan obat-obatan kimia yang diberikan secara berlebihan oleh para pembudidaya. Masalah-masalah yang melilt para pembudidaya sebenarnya dapat diminimalisir bahkan dapat dihilangkan dengan melakukan perncanaan dan pengelolaan yang baik yang disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas lingkungan. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu teknologi Inderaja dan SIG dapat mempermudah manajemen sumber daya perikanan budidaya Indonesia.
  Teknologi yang maju pada Era ini dapat membantu terutama pemerintah untuk mengelola dan melakukan perencanaan yang baik kegiatan budidaya yang disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas lingkungan.  Dengan ketersediaan data pengindraan jauh dapat membantu untuk menggambarkan dan megerti kondisi sumber daya alam dan kegiatan manusia. Bersama dengan perkembangan ketersediaan data dan informasi tersebut, Sisten Informasi Geografis telah meningkatkan kemampuan untuk menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dan informasi yang tersedia. Di bidang perikanan budidaya aplikasi kedua teknologi ini dapat ditemukan mulai dari tahapan perncanaan, pengelolaan dan pemantauan.
Gambar 1. Skema Penginderaan Jarak Jauh

Secara umum aplikasi Inderaja dan SIG di bidang sumberdaya perikanan budidaya dapat dilakukan atas tiga kelompok yaitu pemetaan perubahan lahan, pemantauan lingkungan budidaya, dan pemetaan kelayakan lahan untuk budidaya perikanan.
Berikut adalah contoh aplikasi inderaja dan SIG untuk Budidaya Perikanan:
a.       Pemetaan Perubahan Lahan
Pemetaan lahan yang berhubungan dengan pemanfaatan dan konversi lahan untuk kegiatan budidaya. Sebagai contoh Radiarta et al. (2007) menggunakan data Landsat untuk menganalisis perubahan luasan lahan tambak di Karawang, Pantai Utara Jawa, Indonesia. Mereka menemukan perubahan lahan tambak yang cukup besar mencapai 8,022 ha selama selang waktu 1989-2004
b.      Pemantauan Lingkungan
Dalam kegiatan budidaya parameter kualitas peraiaran umumnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan lokasi kelayakan bagi pengembangan budidaya perikanan. Sebagai contoh Giardino et al.(2001) memetakan parameter lingkungan yang meliputi: chlorophyll A dan kecerahan perairan dengan menggunakan data Landsat 7di sub alpine lake, Italy.
c.       Pemetaan Kelayakan Lahan
Semenjak riset yang dilakukan oleh Kapetsky et al. (1987), Pemanfaatan Inderaja dan SIG untuk pemetaan kelayakan lahan perikanan budidaya mengalamiperkembangan yang cukup pesat. Satu literarur yang sangat baik mengenai pemanfaatan Inderaja dan SIG untuk kelayakan lahan khususnya budidaya laut disajikan dalam Kapetsky dan Anguilar-Manjarrez (2007).

Untuk artikel asli dapat dilihat DISINI
Terima Kasih… Semoga dapat bermanfaat….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar